Selasa, 07 April 2009

" panggilan Untuk Suamiku "


Nama asliku panjang ada lebih dari 10 huruf, dipanggil pun susah, apalagi bila yang memanggil Hillary Clinton, itulah mengapa aku tidak hadir dan tidak diundang ketika Hillary Clinton datang, khawatir membuat dia malu (apalagi bila disorot kamera televisi ) bila memanggil namaku yang ruwet- lebih banyak huruf matinya daripada huruf hidup,
Bicara soal nama, ketika pertama kali aku menikah sudah jelas akupun tak tahu harus memanggil nama suamiku apa, maklum pernikahan kilat, terjadi di bulan December ( musim hujan, banyak kilat-sayang ponari belum lahir,he. .he..)pernikahn kilat kusebut, karena 2 minggu kenal dan nekat langsung melamar, dan dengan bodohnya aku mengangguk pasrah, sambil berfikir keras untuk menyelesaikan skripsiku yang tinggal 6 bab lagi, sejenak aku teringat dengan nasib seorang kaisar dalam film “ the last emperor”( Puyyee), akh si Puyyee juga gak pernah bikin skripsi satu babpun, bisa jadi kaisar, kaisar china lagi, enak banget dia,... bisa makan mie ayam, bachang, siomay.(makanan kesukaanku )
Kembali pada permasalahan nama, apakah panggil nama saja, kepada suamiku, namun terlihat kurang sopan atau harus panggil bang(kok kayak abang becak depan gang rumahku)atau panggil yayang,sayang, sayur atau..akh,,dalam kebingungan akhirnya akad nikah yang menegangkan bagi semua orang, kecuali orang hutan ( orang hutan ada akad nikah gak ya,..?maka akhirnya ,aku memanggil suamiku dengan nama kecilnya dari ibunya, dan tentu saja dengan didahului gelar “ M-A-S “ Mas.....”, dan sampai seminggu lebih, beliau berkata senmentara boleh panggil itu, tapi sambil mikir ya, kira kira ada lagi gak panggilan yang enak didengar dan terlihat mesra..”
Waktu berlalu dan akhirnya, anakkupun lahir, dan setelah itu kupikir apapun permintaanku ataupun permintaan suamiku tentang panggilan yang mesra, bila ternyata anak keburu lahir, maka semua nama panggilan itu sirna , digantikan pada kepentingan pendidikan anak, karena sempat lho, ketika anakku berusia 9 bulan dan bisa bicara, sambil memegang botol susu kosong, dia mendekati suamiku dan dengan tertatih tatih, menarik baju suamiku dan memanggilnya : “ Mas....( sambil menunjukkan botol susunya yang kosong )
Sejak itu, suamiku dan aku memutuskan untuk memanggil bi( singkatan abi-ayah)kepada suamiku dan ( mi-singkatan umi)kepada diriku, dan sampai sekarang...setelah 14 tahun berlalu, maka walupun tetap mesra ditengah huru hara rumahtangga, aku tetap memanggil suamiku, bi..... dan suamiku memanggil aku ( walau berdua saja tanpa anak )dengan panggilan mii...
As info, sempat lho, kami merasa bosan dengan panggilan abi dan umi, dan kemudian dengan semena mena, aku memanggilnya “ bangg...”(terisnspirasi dari siti nurhaliza kepada suaminya datuk “K”(dipanggil ; bangg...Khe?,atau dari lagu dangdut dari radio tetangga sebelah; bang..sms..bang..),lupa aku dapat inspirasi darimana memanggil suamiku bang setelah, akhirnya panggilan “bang “itu kembali menjadi,abi....setelah anak bungsuku mengatakan : “ ikh ummi panggil abi , bangg?ikh umiii...najyoong...”
Kembali demi anak, aku memanggil suamiku lagi dengan abi....( ABI : Aku Bangga Istriku..ge erku terpendam rapat).